Diskusi Akhir Tahun, JIPS dan Alumni UGM di Manado Bahas Soal Peran Pers dalam Pembangunan

Topiksulut.com, POLITIK/PEMERINTAHAN – Jelang akhir tahun 2017, Alumni Universitas Gadjah Mada di Manado yang tergabung dalam Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) di Manado bekerjasama dengan Jurnalis Independen Pemprov Sulut (JIPS) yang kesehariannya melakukn peliputan di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, pagi tadi (Jumat 29/12/2017)bertempat di aula F.J Tumbelaka Kantor Gubernur Sulut, menggelar diskusi akhir tahun dengan tema “peran pers dalam pembangunan sulut”.

Hadir kala itu sebagai narasumber yaitu Taufik Tumbelaka selaku pemerhati politik pemerintahan di Sulut, DR. Jemmy Kumendong M.Si selaku perwakilan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey SE, serta pimpinan redaksi salah satu media cetak di Manado, Bung Raymod Pasla yang juga merupakan wartawan senior di kota Manado.

Adapun dalam sambutan pembukaannya, Kumendong mengatakan bahwa pers merupakan mitra pemerintah yang kesehariannya berkecimpung dengan informasi-informasi baik soal program maupun pembangunan bahkan kritik dan saran, untuk dibagikan kepada masyarakat luas.

“Saya selau memandang pers sebagai mitra kerja pemerintah, yang artinya kita ada di posisi yang sama”, ujar Kumendong yang diketahui pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Humas dan Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Setdaprov Sulut, sembari mengatakan bahwa peran pers dalam pembangunan itu sangat penting, karena proses pembangunan yang banyak ini kalau tidak diketahui oleh masyarakat itu percuma, itulah gunanya kemitraan antara pers dan pemerintah.

Hak itu dikatakan Kumendong selaku pemerintah yang sehari-hari bersua muka dengan para awak media.

Baca juga:  Buka Kejurnas Soft Tenis di KONI Manado, Gubernur Harap Tim Sulut Menciptakan Prestasi Baru

“Ingat, pers dilindungi undang-undang , tapi jangan jadikan kebebasan pers sebagai kebebasan yang kebablasan”, tambahnya.

Dikesempatan yang sama, pengamat politik dan pemerintahan Sulawesi Utara, Taufik Tumbelaka dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa pers adalah pilar keempat dalam suatu negara yang harus terus dilindungi.

“Teman-teman jurnalis adalah agen pembaharuan dan sekaligus pilar keempat suatu negara.
Tidak ada sejarah di dunia ini yang tidak melibatkan pers”, ujar Tumbelaka sembari mengatakan bahwa pers juga memiliki dibamika dan tantangan yang berat dalam menjawab panggilan tugas di lapangan.

“Kita diperhadapkn dengan zaman dimana pers harus menghadapi dua dinamika besar. Pertama pers yang sejak zaman orde baru yang disebut pers idealis, yang juga gayanya masih banyak dipertahankan hingga saat ini, atau zaman kapitalis, dimana pers dijadikan sebagai suatu industri.

“Harus diakui, pers bisa mengatur arah angin, benar jadi salah, salah jdi benar, atau sebaliknya, tapi ingat, masih ada kode etik dan undang-undang yang harus dipahami dan dipatuhi”, tambahnya, sembari mengatakan bahwa dirinya banyak mendapatkan wawasan-wawasan baru dari para insan pers.

Selaku pemerhati, Tumbelaka juga mengatakan bahwa dirinya telah memperhatikan munculnya dinamika baru yang harus dihadapi kaum pers ketika animo pembaca mulai berkurang.

“Ini tantangannya, saya sudah perhatikan tahun-tahun terakhir ini, orang sudah semakin kurang membaca berita, kenapa? Mungkin karena penyajiannya kurang komplit, kurang menggigit, atau terlalu datar, mungkin perlu penyajian yang lebih komplit dengan tidak mengurangi unsur 5W dan 1H”, ungkap Tumbelaka.

Baca juga:  TP PKK Bitung Akan Libatkan Ibu-ibu Kembangkan Ekonomi Kreatif

Disamping itu juga Tumbelaka sempat menyemangati para awak media didepan para Alumni UGM di Manado yang kala itu hadir bersama-sama dalam diskusi tersebut.

“Teman-teman harus sadar selama ini sedang menulis sejarah, makanya harus selalu bersikap profesional dalam penulisan, berikan tulisan yang terbaik, karena dari tulisan teman sekalian, sejarah mulai terbentuk”, sambungnya.

“Pers bagian dari pencerahan, seberapa besar anda berteriak, tidak akan ada gunanya kalau tidak ditulis dan dibaca banyak orang”, tutup Tumbelaka.

Sedangkan dari kursi peserta diskusi, Asisten III Sedaprov Sulut Ir. Roy Roring M.Si yang diketahui pada tahun sebelumnya sempat menjabat sebagai Plt. Walikota kota Manado, mengatakan bahwa peran pers dalam birokrasi merupakan salah satu peran yang tidak bisa dikesampingkan.

“Adanya pers khususnya JIPS yang selalu ada dilingkup Pemprov Sulut ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan program pemerintah. Saya sudah berkarir sebagai birokrat selama ini tidak akan berhasil sampai pada hari ini kalau salah satunya tidak di topang oleh rekan-rekan pers”, jelas ROR sapaan akrab pejabat senior Pemprov Sulut tersebut.

Turut hadir dalam diskusi itu, para insan pers yang tergabung dalam JIPS, para akademisi, DR. Welly Waworundeng, DR. Peggy Egam, DR. Ivan Kaunang, serta sejumlah akademisi dan para alumni UGM Yogyakarta yang ada di Manado. (Chris)