Margareth: Semoga Pandemi Covid-19 Cepat Berakhir dan KBM Kembali Normal

Minahasa, Sulut97 Dilihat

SULUT, topiksulut.com – Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Sulawesi Utara mendapat predikat respon terbaik se-Indonesia oleh kementrian pendidikan bersama Provinsi Sumatra Utara.

Namun banyak siswa sangat merindukan akan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah. Margaretha Manossoh contohnya, Siswi kelas 10, SMA Negeri 1 Kawangkoan itu, mengaku sejak lulus SMP sampai mendaftar masuk ke SMA hanya beberapa kali pergi ke sekolahnya.

“Sejak mendaftar masuk SMA via online sampai sekarang PJJ hanya beberapa kali ke sekolah dan bisa bertemu beberapa teman. Itupun bukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), hanya memasukan apsen,” kata Margaretha. (23/9) 2020.

Margareth Manossoh

Mengetahui KBM di Sulut akan segera diterapkan kembali walau simulasi dahulu. Ia mengaku sangat senang dengan upaya Pemerintah Provinsi dan Dinas Pendidikan Sulut.

Baca juga:  Peserta Paskah Asia Mulai Banjiri Sulut, Panitia Semakin Matangkan Kesiapan Acara

“Sangat bangga atas upaya pemerintah dan dinas pendidikan, Semoga saja simulasi KBM bisa berjalan lancar dan kiranya pandemi Covid-19 segera berakhir,” harapnya.

Diketahui beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dr Grace Punuh menyebutkan jika Kegiatan Belajar Mengajar di Sulut akan segera dilaksanakan.

“Dalam Rakor terkait PJJ, Gubernur sudah melihat, dengan keadaan sekarang akan dimulai di daerah kepulauan,” ujar Grace kepada wartawan usai mengunjungi SMA 1 Tomohon. Selasa, (22/9) 2020.

Ia menjelaskan, KBM tersebut akan diawali dengan simulasi terlebih dahulu, seperti seminggu sekolah, seminggu tidak.

“Kita lihat kesiapan sekolah, siswa, guru, orang tua. Karena siswa ke sekolah, dia mau naik kendaraan atau berjalan kaki sudah mulai kontak. Itu yang harus diperhatikan,” ujarnya.

Baca juga:  Prodi geografi Fis Unima gelar Ibadah pra Natal

Lanjutnya, para siswa akan dibekali dengan buku absen kesehatan untuk menghindari jika ada yang terkontak dengan pasien COVID-19.

“Misalnya sementara belajar, ada yang dijemput petugas kesehatan karena OTG. Itu yang kita hindari,” tandasnya sambil berharap tidak akan terjadi klaster sekolah. (Kim)