Debat Kandidat Bupati Mitra Penajaman Visi Misi Dinilai Kurang Greget

DEBAT PUBLIK: Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mitra periode 2018-2023  James Sumendap dan Jesaya Joucke Oskar Legi saat menjelaskan kepada para panelis pada debat publik, Senin (6/3/2018). (foto: ist)

RATAHAN, topiksulut.com—Debat publik 1 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minahasa Tenggara (Mitra)tentang penajaman visi dan misi calon Bupati dan Wakil Bupati Mitra periode 2018-2023  James Sumendap dan Jesaya Joucke Oskar Legi, ini dinilai kurang greget.

Hal ini diungkapkan sejumlah peserta yang diundang oleh KPU pada debat publik perdana ini. Mereka juga menyayangkan karena tidak dilibatkan dalam sesi tanya jawab ke masyarakat yang hadir. “Harusnya kami diberikan kesempatan untuk bertanya. Kendati kami sudah siapkan pertanyaan untuk ditanyakan kepada pasangan calon, tapi sayang tidak diberikan kesempatan,” kata sejumlah tokoh generasi muda yang hadir di wale wulan Lumintang, Senin (6/3/2018).

Mereka juga menyebut, penajaman visi misi debat ini kurang tajam membedah visi misi, seperti berdaulat, berdikari dan berkepribadian sesuai visi.
“Harusnya dipertajam dalam sesi debat dengan penjabaran sesuai misi oleh oleh para panelis. Baik dibidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Misalnya komitmen pemerintah di bidang pendidikan untuk menuangkan minimal 20 persen di APBD lima tahun kedepan,” tandas sejumlah generasi muda Mitra yang hadir dan meminta namanya tidak dipublis.

Sementara Ketua KPU Kabupaten Mitra Drs Ascke Benu MSi mengungkapkan, memang format debat kandidat pasangan calon dalam tahapan kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) diganti penajaman visi misi.

“Debat kandidat diganti penajaman visi misi, karena pada Pilkada di Minahasa Tenggara hanya satu pasangan calon,” ujar Ascke.

Dia menuturkan, pasangan calon beradu argumen dengan panelis terkait dengan visi misi. “Memang Para panelis yang memberikan pertanyaan dan dijawab oleh pasangan calon, formatnya disesuaikan karena ini bukan debat. Harus diakui ini baru debat publik pertama, masih ada lanjutan untuk lebih memperdalam penajaman visi misi calon,” katanya.

Dikatakannya, kalau debat terbuka diberikan semua yang hadir bertanya, maka hanya memakan waktu, sehingga dibatasi penanya. Para panelis yang diambil pada penajaman visi misi tahap pertama ini berasal dari akademisi.

“Untuk para panelis di penajaman visi dan misi kami ambil sesuai dengan pleno KPU Minahasa Tenggara berasal dari akademisi. Para panelis ini sudah ditetapkan oleh KPU, karena keinginan pasangan calon,” tandas Ascke.

Diketahui, tiga panelis yakni DR Ferry Liando  MSi akademisi bidang politik pemerintahan, DR Ir Sopie Wantasen MSi pakar bidang sosial ekonomi pertanian, dan DR Jhonny Massie MSi pakar bidang perekonomian. Dengan mengangkat isu dalam penajaman visi misi ‘Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Daerah’.

Debat publik ini, dibagi dalam empat segmen. Pada segmen pertama calon menyampaikan visi misi, segmen kedua panelis memberikan pertanyaan dan dijawab calon, segmen ketiga panelis memberikan pertanyaan tapi lebih tajam sesuai dengan visi misi, dan segmen terakhir warga yang bertanya kepada calon. (otnie)