Bersama DisnakerTrans Sulut, PT. Archi Indonesia Latih 40 Warga Lingkar Tambang Siap Kerja

Topiksulut.com, MANADO – Minahasa Utara (29/03);* PT Archi Indonesia, induk PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya )TTN) dua perusahaan tambang emas yang beroperasi di Likupang Timur, Minahasa Utara dan kota Bitung, kembali lakukan terobosan melalui program Corporate Social Responsbility (CSR) ketenagakerjaan.

Sebanyak 40 warga berasal dari 13 desa dan kelurahan yang ada di Likupang Timur dan kota Bitung, sejak kemarin (28/3), mulai mengikuti pelatihan sebagai mekanik unum dan welder (pengelasan).

Sejumlah instruktur dari Technical Education Development Centre) (TEDC) Bandung, khusus didatangkan, untuk menempah sejumlah warga ini, agar menjadi tenaga kerja berkualitas dan siap pakai, selama tiga bulan.

Lambey, salah satu peserta pelatihan, mengaku senang dengan program ini. Dia yakin, sesudah pelatihan, dirinya akan memiliki modal ketrampilan yang dapat dijadikan mata pencaharian.

Baca juga:  Trio Ketua Olly, HT dan OSO Akrab di Rakernas PDI-P, Positif Kerjasama Pilkada Sulut

President Director PT MSM dan PT TTN, Terkelin Purba mengatakan, pihaknya selau mencari terobosan terobosan bagi warga lingkar tambang.

“Kegiatan ini, sekaligus menjawab dua issue. Tenaga kerja dan program CSR,” ungkap Purba.

Menurut Purba, pihaknya belum tentu mampu menampung semua tenaga kerja lingkar tambang, karena keterbatasan posisi yang ada. Namun, PT Archi Indonesia, tak henti mencari terobosan agar persoalan tenaga kerja di wilayah operasional PT MSM dan PT TTN, dapat diminimalisasikan.

Dirinya berkeyakinan, usai pelatihan, para peserta dapat bekerja secara mandiri, namun tidak menutup kemungkinan akan direkrut bekerja di perusahaan ini.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Prop. Sulut, Ir. Erny B. Tumundo,M.Si. Menyatakan apresiasinya terhadap program pelatihan ini.

Baca juga:  Bupati FDW Serahkan Kunci Hunian Tetap Secara Simbolis

Dijelaskan, para peserta bukan saja mendapatkan sertifikat, namun akan terakreditasi melalui lembaga berwenang, sehingga, kemampuan peserta tidak diragukan, dan mudah untuk bekerja.

“Saat ini, Korea dan Jepang membutuhkan tenaga-tenaga Welder. Kami mendapatkan permintaan untuk itu. Mudah-mudahan, dari pelatihan ini, ada yang dapat bekerja disana, katanya.

Program ini sendiri, adalah hasil kerjasama PT MSM, PT TTN, Disnaker Sulut, dan Forum Konsultasi Kemitraan Multipihak (FKKPM), bentukan warga dan Tokoh Masyarakat lingkar tambang.

Hadir dalam pembukaan pelatihan ini, Ir. Theodorus Rompas mewakili Kadis ESDM Prop Sulut, Richardo Tatuil ketua FKKPM, Camat Ranowulu, Camat Likioang Timur serta sejumlah Hukum Tua dan Lurah. (Chris)