TOPIKSULUT.COM, DEPROV – Wakil Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan dan HAM DPRD Sulut , Kristovorus Deky Palinggi SE apresiasi pada seluruh masyarakat , atas toleransi tinggi antar umat beragama dalam perayaan hari raya umat Muslim, Idul Fitri yang berlangsung aman di Sulawesi Utara.
“Inilah ciri khas yang patut dicontoh daerah lain. Sulut, toleransi antar umat beragama begitu tinggi. Tak tampak perbedaan, semua menyatu dalam merayakan hari besar umat muslim yaitu Idul Fitri,” ujar KDP, Selasa (19/6/2018) dalam pesan singkat Via WhatsApp.
KDP dalam sapaan akrabnya juga menyatakan penghargaan-nya pada aparat keamanan Polda dan TNI serta pihak terkait lainnya di Sulut, atas pengamanan tempat ibadah dan pusat keramaian.
Menurutnya lagi, secara spesifik beberapa titik-titik rawan gangguan kamtibmas, seperti terminal, pelabuhan, pemukiman/rumah yang ditinggal oleh pemilik, pusat perbelanjaan, ATM bank.
“Kebersamaan masyarakat, bahu membahu , serta bekerjasama Polri dan TNI dalam menjaga keamanan, seperti ditempat titik rawan gangguan, akan semakin membuat seluruh warga merasa aman dan nyaman dalam menjalankan aktivitas,” tutur politisi Partai Golkar ini.
KDP juga menghimbau agar masyarakat Sulut tidak terpengaruh atau terprovokasi oleh kabar, ataupun oknum oknum tidak bertanggung-jawab untuk memecah-belah persatuan dan kesatuan.
“Kita semua sama, kalaupun ada perbedaan itu bukanlah pemisah. Si Tou Timou Tumou Tou, manusia hidup untuk menghidupkan orang lain,” tutup Legislator dapil Minsel-Mitra yang segera menuju gedung senayan.
Diketahui,Polri-Polda Sulut, TNI dan StakeHolder terkait pelaksanaan pengamanan hari raya Idul Fitri 1439 H di Sulawesi Utara. Polda Sulut telah melakukan gelaran Operasi Kepolisian Terpusat dengan sandi ‘Ketupat 2018′, saat apel Gelar Pasukan, di halaman upacara Polda Sulut.
Dengan apel dipimpin oleh Wakapolda Sulawesi Utara Brigjen Pol Drs Johni Asadoma dan diikuti oleh pasukan Polri, TNI, Dishub, Jasa Raharja, Pol PP, Basarnas, Dinas Damkar dan segenap Potensi Masyarakat pada Rabu (6/6/2018).
Adapun Operasi Ketupat Tahun 2018, diselenggarakan secara serentak di seluruh Polda jajaran selama 18 hari mulai tanggal 7 hingga 24 Juni 2018.
Dalam amanat Kapolri, Wakapolda Sulut mengatakan bahwa Operasi ini melibatkan sebanyak 173.397 personel pengamanan gabungan yang terdiri dari unsur Polri, TNI, Pemda, serta stakeholders terkait dan elemen masyarakat lainnya.
Dan setidaknya terdapat 4 potensi kerawanan yang harus diwaspadai bersama. Pertama, potensi permasalahan masalah distribusi pangan, upaya penimbunan oleh kelompok kartel atau mafia pangan, maupun perilaku negatif pelaku usaha yang menaikkan harga di atas harga yang ditetapkan.
Kedua, permasalahan kelancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik. Potensi kerawanan ketiga yang juga harus diantisipasi adalah potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya, seperti curat, curas, curanmor, copet, pencurian rumah kosong,begal,dan hipnotis. Potensi kerawanan keempat adalah ancaman tindak pidana terorisme.
Tak kalah pentingnya menurutnya adalah pengamanan tempat ibadah,pusat keramaian , mako Polri, serta aspek keselamatan personel pengamanan harus menjadi perhatian.
Agar perkuat pengamanan pada objek-objek tersebut dan laksanakan pendampingan personel pengamanan oleh personel bersenjata (buddy system).(*/ely)