Gubernur Sulut Resmikan Lapangan Tembak Pierre Tendean di Kodam XIII Merdeka

Topiksulut.com, POLITIK/PEMERINTAHAN – Bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Minggu (1/10/2017) pagi, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, SE meresmikan Lapangan Tembak Pistol Pierre Andreas Tendean di Makodam XIII/Merdeka Manado.

Peresmian itu ditandai dengan penekanan tombol sirene pembukaan tirai selubung papan nama lapangan tembak oleh Olly yang disaksikan Pangdam XIII/Merdeka Mayjen Ganip Warsito.

Gubernur Olly mengapresiasi Pangdam Ganip atas dipilihnya nama pahlawan revolusi Pierre Andreas Tendean untuk diabadikan menjadi nama lapangan tembak pistol di Makodam XIII Merdeka.

“Saya merasa gembira dan mengapresiasinya karena pahlawan revolusi Pierre Andreas Tendean yang telah berjasa bagi bangsa ini dapat dijadikan panutan dan dibanggakan oleh seluruh masyarakat Sulawesi Utara,” ujar Olly.

Baca juga:  Proyek Jalan Tondei-Pelita Asal Jadi, APH dan Itjen PUPR Diminta Periksa BPJN serta Kontraktor.

Menariknya pada acara yang berlangsung penuh kekeluargaan itu, Olly juga ikut unjuk kebolehan menembak dengan pistol. Setelah mengenakan penutup telinga, Olly mulai menembak target falling plat yang dijajarkan dari jarak 25 meter.

Dor! Desing peluru pun melesat mengenai sasaran kala Olly menekan pelatuk senjata. Pangdam Ganip dan perwira lainnya pun bertepuk tangan. Tampak diantaranya Kasdam XIII/Merdeka Brigjen Santos Gunawan Matondang dan Danrem 131/Santiago Brigjen Sabar Simanjuntak.

Diketahui, Kapten Czi. (Anumerta) Pierre Andreas Tendean (1939-1965) adalah seorang perwira militer Indonesia yang menjadi salah satu korban peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965.

Mengawali karier militer dengan menjadi intelijen dan kemudian ditunjuk sebagai ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution dengan pangkat letnan satu, ia dipromosikan menjadi kapten anumerta setelah kematiannya.

Baca juga:  Gubernur Promosikan Pariwisata Sulut kepada Ibu Negara Korsel

Tendean dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan bersama enam perwira korban Gerakan 30 September lainnya, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965. (Chris)