Topiksulut.com, PEMERINTAHAN – Genjot sistem tanaman terbaharukan, atau tanaman tumoang sari (tanaman campuran/ polyculture), Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Utara yang di nakhodai oleh Novly Wowiling nyatakan bahwa program ini adalah upaya untuk merealisasikan program ODSK (Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan).
Hal tersebut dibeberkan Wowiling ketika ditemui awak media pagi tadi (Kamis 27/9/2018) diruang kerjanya.
”Jadi kami terus menggenjot pengembangan sistem tanaman terbaharuakan atau polyculture, atau dalam bahasa sehari-hari perpaduan dua jenis atau lebih tanaman dalam satu area tanaman diwaktu yang bersamaan”, jelas Wowiling.
Menurut Wowiling, tanaman tumpang sari atau tanaman terbaharukan ini bisa melibatkan sejumlah tanaman seperti kedelai, jagung dan kacang tanah.
”Bisa Kedelai, bisa kacang tanah juga bisa jagung”,sambungnya.
Hal ini menurut Wowiling merupakan bagian dari komitmen Distanak Sulut dalam mensejahterahkan masyarakat terutama para petani melalui program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK).
”Tujuannya jelas, yaitu untuk mensejahterahkan masyarakat terutama para perani sesuai dengan program unggulan pak Gubernur dan pak Wakil Gubernur yaitu Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK), karena dengan sistem ini sudah pasti kita bisa mengoptimalkan satu lahan untuk lebih dari satu jenis tanaman, ini sangat membantu para perani tentunya ”, tambahnya.
Sedangkan untuk lahan, Wowiling membeberkan bahwa untuk program baru ini yaitu program tanaman tumpang sari, Distanak sendiri akan telah menyediakan lahan seluas 690 Ha untuk lahar percampuran Jagung dan Padi dan 310 Ha untuk tanaman Jagung Kedelai.
”Ada 2 lahan, yang satu luasnya 690 Ha untuk tanaman Jagung Padi dan 310 Ha untuk tanaman Jagung Kedelai, sedangkan untuk anggarannya kita ambil darn APBN”, beber Kadis yang terkenal murah senyum tersebut. (Chris)