Bayi 8 Bulan di Manado Idap Atresia Bilier Ini Butuh Bantuan Pemerintah

Manado631 Dilihat

TopikSulut.com, MANADO – Khayra Alisha Akuba bayi berumur delapan bulan yang bertempat tinggal di Jalan Samratulangi 18 lingk IV No.22 Kecamatan Sario, kelurahan Titiwungen Selatan, Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) divonis dokter mengidap peyakit Atresia Bilier, di mana kulitnya menguning, perutnya membuncit dan badannya mengurus.

Penyakit tersebut adalah penyakit langka 1:15.000 anak di dunia. Untuk pengobatannya salah satu cara adalah transplantasi (cangkok) hati yang membutuhkan biaya sekira Rp1.5 miliaran rupiah, untuk kesembuhannya.

Khayra lahir pada 15 Oktober 2016 di Rumah Sakit (RS) Pancaran Kasih Manado dalam keadaan normal. Tapi, pada hari kedua Khayra demam dan pipinya kelihatan agak kuning dan kotoran dempul, sehingga harus di tahan di RS. Keesokan harinya kotorannya sudah kuning sehingga Khayra diijinkan pulang oleh dokter.

“Seminggu kemudian kembali membawa Khayra ke RS Pancaran Kasih masih dalam keadaan kuning, tapi dokter saat itu mengatakan itu biasa terjadi pada bayi baru lahir. Kemudian dokter memberikan vitamin dan menyarankan untuk perbanyak minum ASI juga dijemur pada pagi hari,” ujar Mayasari Effendi (31), ibunda Khayra kepada TopikSulut.com saat berkunjung ke rumahnya.

Sebulan kemudian Khayra diimunisasi di RS Pancaran Kasih, lagi karena Khayra masih saja kuning. Dokter bertanya apakah demam-demam atau berak-berak atau ada keluhan lain, sebagai ibu menjawab tidak dan dokter memberikan vitamin lagi dan mengatakan kuningnya pasti akan hilang sendiri , tapi dijemur di pagi hari dan harus banyak minum.

“Saat berumur dua bulan kembali dibawa ke RS Pancaran Kasih karena dari Puskesmas tidak mau menyuntik imunisasi dikarenakan tubuh dan mata masih terlihat kuning. Dokter kembali menanyakan, kenapa baru di bawa sekarang?, dengan naga tinggi saya menjawab sudah beberapa kali dibawa ke sini. Setelah dokter melihat riwayat Khayra dokter mengatakan dokter lain yang menangani sebelumnya,” ujar isteri tercinta dari Danar Akuba (33) itu.

Baca juga:  Polresta Manado Ungkap 6 Kasus Narkoba Selama September 2024

Dia menjelaskan, dokter kembali katakan, kalau bayi di atas dua bulan masih kuning artinya ada penyakit dalam tubuhnya yang harus diperiksa dalam jangka waktu yang lama. Berhubung di RS itu perlengkapannya kurang, maka Khayra dirujuk ke RS. Prof Kandou Manado.

“Saat di RS Prof Kandou Manado, Khayra didiagnosa kolestasis di akibatkan virus CMV, dua bulan perawatan di RS, tapi dari hasil USG dan city scan livernya masih normal, kemudian diberi Gansyclovir untuk membunuh virus selama 21 hari. Obat itu sangat mahal tapi dengan perjuangan alhamdulillah bisa masuk BPJS Kesehatan,” jelas dia.

Lanjut Ibu dari dua anak itu, dua bulan perawatan di RS Prof Kandouw Manado akhirnya umur empat bulan Khayra di perbolehkan untuk pulang, tapi mata dan tubuh khayra masih kuning, dokter mengatakan untuk checkup sebulan sekali di tempat prakteknya.

“Khayra sendiri selalu di beri obat Urdafalk dan vitamin, serta di perintahkan untuk minum susu khusus yang harga sekitar Rp. 280 – Rp. 300 ribu untuk satu kaleng 400gr, dalam sebulan bisa menghabiskan sekira lima kaleng. Yang diminumnya sejak awal masuk RS. Prof Kandou Manado,” terang dia.

Kembali dia menjelaskan, sudah lima kali dilakukan checkup dan pada 7 Juni dokter katakan kalau terapi obat selama ini gagal, Khayra termasuk anak Atresia Bilier dan keadaan Khayra makin memburuk, karena perutnya makin membesar tubuhnya makin kuning dan menghitam, matanya kuning, serta berat berat badannya makin turun dan tidak bertambah.

Baca juga:  Bupati Minahasa Hadiri Rakorev Pelaksanaan RKPD Triwulan III di Manado

“Dokter kembali katakan, jikalau kami siap akan dirujuk di RSCM Jakarta untuk transplantasi atau cangkok hati, karena hanya itu jalan satu-satunya yang bisa di lakukan untuk kesembuhan Khayra, karena jika tidak dilakukan secepatnya bisa berakibt sangat buruk dan pemberian urdafalk dihentikan, diganti obat untuk mengeluarkan cairan dan melanjutkan dengan vitamin dan susu,” beber dia dengan meneteskan air mata.

Ibu Khayra berharap, kiranya adanya bantuan dari pemerintah untuk membantu pengobatan anak tercintanya, dikarenakan Khayra terlahir dari keluarga yang tidak mampu.

“Saya sendiri hanya bekerja di tempat kosmetik, sedangkan suami saya hanya kerja serabutan dan juga sebagai tukang ojek,” harapnya.

Lanjut ibu itu, untuk kesembuhan bayi tersebut biayanya mencapai Rp. 1,5M yang ditanggung BPJS cuma sekitar Rp. 250 juta, tapi untuk keseluruhan biaya pengobatan ada yayasan yang bersedia membantu.

“Hanya saja dari keluarga tidak mampu untuk kesana, saya dan suami saya harus berhenti bekerja untuk sementara waktu, karena sebagai pendonor salah satu harus di screening kira-kira 4 bulan dan setelah mendonor akan di karantina selama satu tahun untuk masa pemulihan, saya sangat berharap ada bantuan dari pemerintah untuk membantu pemulihan kesehatan dari anak yang kami sayang dan cintai ini,” pungkasnya.

(Bhansu)