SITUS BUDAYA: Tim Adventure LSM Sanggar Budaya Pulau Malesung Ratu Oki saat melakukan pembersihan sejumlah situs budaya peninggalan leluhur Tounsawang di kawasan gunung Abur, Desa Ranoketang Atas, Kecamatan Touluaan dan Desa Kali, Kecamatan Tombatu. (foto: otnie)
TOULUAAN, TOPIKSULUT.COM-Jelang Pilkada yang akan dihelat secara serentak 27 Juni 2018, semua masyarakat terlalu sibuk dengan urusan politik, bahkan kita sesama saudara saling hujat, fitnah, ujaran kebencian dan sebagainya, hanya karena usurusan Pilkada.
Tanpa disadari, kita lupa kalau di sekitar kita masih banyak pekerjaan yang menanti. Termasuk, bagaimana kita melestarikan situs budaya sebagai peninggalan leluhur yang perlu segera dilestarikan, baik itu akses jalan, monumen peninggalan leluhur untuk dijadikan sebagai bagian pendidikan bagi generasi penerus.
Kalau pemerintah dan masyarakat peduli terhadap budaya, dengan membangun dan melestarikan situs budaya yang telah terlantar, maka saya yakin ini suatu saat jadi aset dan dapat mendatangkan devisa bagi Kabupaten Minahasa Tenggara,” kata Sekretaris LSM Sanggar Budaya Pulau Malesung Ratu Oki Bonni Momomuat kepada media ini, akhir pekan kemarin, saat melakukan adventure sejumlah situs budaya peninggalan leluhur Tounsawang dikawasan pegunungan Abur, Desa Ranoketang Atas, Kecamatan Touluaan dan di wilayah Desa Kali Oki, Kecamatan Tombatu.
Diakuinya, ini sebagian kecil perjalanan Investigasi menelusuri situs bersejarah peninggalan leluhur Tounsawang, di Abur, Touluaan-Tombatu yang mulai dilupakan. Kalau kita telusuri lagi masih ada sekira puluhan situs budaya yang perlu dilestarikan untuk dikembangkan.
“Lokasi-lokasi situs budaya ini kalau kita lestarikan dengan mendirikan monumen, maka bisa jadi pendidikan bagi anak cucu kita. Paling tidak bisa menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah di daerah ini,” ungkap Tonaas Tuama Leos ini.
Dia berharap, kedepan ada perhatian khusus dari pemerintah, baik pemerintah di desa, Kecamatan maupun pemerintah Kabupaten dalam hal ini instansi terkait Baik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan maupun Dinas Pendidikan Mitra
“Kalau sejumlah situs budaya ini dilestarikan, apalagi dikelolah secara profesional oleh daerah, maka dipastikan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi turis lokal maupun mancanegara untuk berkunjung di daerah ini. Termasuk para arkeologi untuk melakukan penelitian termasuk akademisi,” tukasnya.
Sementara, pemerhati Budaya Jecky Pontoh menambahkan, dari puluhan aset yang sangat langkah ini, sangat perlu untuk dilestarikan. Sebab puluhan situs peninggalan leluhur ini mulai dilupakan dan ditingfalkan oleh generasi muda yang tidak peduli lagi dengan budaya.
“Saatnya kita bangun dan lestarikan situs budaya peninggalan para leluhur ini untuk dijadikan Devisa bagi daerah, karena ini bila dikelola dengan baik, akan mendatangkan Pendapatan Asli Daerah,” ungkapnya.
Pontoh menyebut, kalau dibeberapa daerah di Minahasa, seperti Kota Tomohon dan Minahasa Utara, mereka mengalokasikan anggaran hingga miliaran rupiah untuk melestarikan budaya termasuk situs budaya peningfalan leluhur.
“Kalau ini menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat, pasti ini menjadi kebanggaan bersama. Paling tidak daerah kita punya situs budaya yang lebih hebat dari Bali bila kita kembangkan secara profesional,” pungkas Jecky. (otnie)