Ditinjau Kemendikbud, Relokasi Waruga di Bendungan Kuwil Bakal Jadi Pusat Informasi dan Destinasi Wisata Budaya

Topiksulut.com, PEMERINTAHAN – Meski sempat menjadi perbincagan yang cukup hangat di media sosial dan kalangan masyarakat terkait relokasi puluhan Waruga (makam tua) khas suku Minahasa di daerah Kawangkoan Kabupaten Minahasa Utara, namun hal menarik lainnya bakal menjadikan warisan leluhur tersebut dikenal seluruh nusantara bahkan dunia.

Hal ini terungkap ketika Kepala Dinas Kebudayaan Sulawesi Utara Ferry Sangian S.Sos MAP bersama pihak Balai Sungai Wilayah Sulawesi 1 dan Camat Kalawat Marthen Menhko mendampingi  pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang turun langsung guna melihat situs berharga tersebut.

Foto Kepala Dinas Kebudayan Prov. Sulut Ferry Sangian (Kiri), Camat Kalawat Kabupaten Minut Marthen Mengko (tengah), dan Kasubdit Kemendikbud Widya (kanan)

Kepada awak media, Sangian membeberkan bahwa relokasi yang telah dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama sejumlah 47 Waruga dan tahap kedua 37 ditambah 1 Tungku tersebut akan menempati salah satu lokasi di seputaran Bendungan Kuwil Minahasa Utara.

Baca juga:  Dorong Semangat Kerja Pegawai,Kejari Minsel Hadirkan Motivator Nasional

“Jadi waruga-waruga ini kan sudah direlokasi semua, nanti bekerjasama dengan pihak arkeologi, pihak Kemendikbud, balai sungai dan pemprov sulut akan menjadikan bendungan kuil milik seluruh masyarakat Sulawesi Utara bahkan masyarakat Nusantara dan Dunia, karena nantinya disini juga akan dibangun pusat informasi budaya dan sejarah Waruga”, jelasnya.

Senada dengan itu, Kasubdit Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibu Widya dari Kemendikbud RI memang dalam kesempatan yang sama menghimbau pihak pemprov sulut agar bisa membangun pusat informasi cagar budaya di sekitar proyek strategis nasional tersebut.

“Kalau kami sih mengusulkan agar dibuatkan pusat informasi cagar budaya, karena selain berguna bagi masyarakat tapi juga bisa dijadikan destinasi wisata baik untuk wisatawan lokal maupun internasional, karena ini adalah aset daerah, warisan leluhur yang mahal harganya”, ujar Widya, Selasa (31/07/2018), sembari mengatakan bahwa hal-hal seperti itu merupakan bagian identitas suatu daerah.

Baca juga:  Polda Sulut Tutup Lokasi Penambangan Emas Alason Ratatotok Yang dikelola WNA

“Bagaimana generasi yang akan datang mengenal sejarah daerahnya jika budaya dan warisannya telah punah”, tekannya. (Chris)