TopikSulut.com,Manado – Pembangunan dan Perbaikan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintahan selama 3 tahun kepemimpinan Walikota Manado Andrei Angouw dan Wakil Walikota Manado Richard Sualang, sedikit tercoreng dengan Proyek Pembangunan Drainase jalan maesa ranomuut – pal dua yang diduga dikerjakan secara asal jadi serta menadapat keluhan warga.
Dari awal proses pengerjaan proyek ini sudah terdapat banyak masalah. Pasalnya, paket proyek berbanderol Rp 10.340.421.000,00 yang dikerjakan CV.Bintang Mas itu, sudah lewat jauh dari waktu pelaksanaan yang tertuang dalam kontrak kerja yakni 31 Desember 2023, serta batas perpanjangan waktu 10 Februari 2024.
Sesuai pemberitaan media TopikSulut.com pada tanggal 11 Maret 2024, Awalnya proyek ini dihandle oleh Hendrik B Mamuaya meminjam Perusahaan milik Alfa. Setelah pencairan uang muka dan proyek mulai berjalan, Hendrik kemudian menghilang, dan tidak membayar upah kerja, padahal realisasi fisik saat itu belum sampai 20%. Pasca Hendrik menghilang, pekerjaan kemudian sempat terbengkalai hingga 4 bulan. Di akhir tahun, Hendrik kemudian membuat kesepakatan di bawah tangan dengan pengusaha berinisial EL, untuk melanjutkan pekerjaan.
Tak pelak, kebijakan berimplikasi hukum yang sangat berani diambil Kepala Dinas PU Kota Manado, Jhon Suwu, dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Jeremia Waleleng. Meski mengangkangi PERPRES dan PERMENKEU, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Manado berani pasang badan, dan diduga menghandle kelanjutan paket proyek pembangunan Drainase Jalan Maesa Tahun 2023.
Nova Sampaleng warga ranomuut Lingkungan 1 mengeluhkan sejumlah ruas di sepanjang jalan ranomuut, yang tidak di cor bagian atas atau tidak menggunakan penutup drainase.
“Dengan anggaran sebesar itu di sepanjang jalan ranomuut, pihak kontraktor tidak menutup saluran drainase dan menghilangkan hak pejalan kaki,lebe bae so nda beking perbaikan kalau torang pun mo bajalang so nda bisa”tutur Nova.
Salah satu pengusaha yang juga merasa sangat dirugikan akibat proyek ini yaitu Ci Eliana Handoko mengatakan karna proyek ini, pendapatan dari tokonya sangat menurun.
“Sejak proyek ini dimulai hingga terlambat sampai sekarang torang pe pendapatan toko menurun, bahkan sejumlah barang yang harusnya dikirim tertunda karna akses jalan masuk ke toko saya yang tak kunjung diperbaiki oleh pihak kontraktor,” tutur Ci eli yang merupakan salah satu pemilik toko distributor cat di pal dua.
Sementara itu David Tampaty Warga Pal dua lingkungan 1 juga mengeluhkan di sejumlah titik, terdapat beberapa besi cor yang tertancap yang membahayakan keselamatan masyarakat yang lewat.
“Coba lia dari pal dua itu banyak skali besi yang sangat bahaya for orang yang lewat disitu,sampai sekarang juga masih banya bahan material yang berserakan dijalan,”keluh Waseng sapaan akrab Tampaty.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat Kota Manado melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di proyek tersebut Jeremia Waleleng saat dikonfirmasi bahwa memang sesuai perencanaan sebagian jalan ranomuut tidak di cor bagian atas atau tidak menggunakan penutup drainase.
“Terkait penutup saluran, memang di perencanaan yang full ditutup bagian yang menggunakan beton bertulang, yang pasangan batu hanya akses masuk kerumah warga,”ujar Jeremia. (Tim)