Bunda Paud Josephine Mathilda Buka Bimtek Percepatan Penurunan Stunting Bagi Tenaga Pendidik PAUD

Nusa Utara152 Dilihat

TAHUNA

Bunda Paud Kabupaten Kepulauan Sangihe Josephine Mathilda Wounde membuka secara resmi Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Percepatan Penurunan Stunting bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD, Rabu (18/9/2024), bertempat di Tahuna Beach Hotel and Resort.

Dalam sambutannya, Josephine Mathilda menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah yang telah menginisiasi kegiatan ini. “Ini adalah wujud nyata komitmen kita bersama untuk membangun Sangihe tercinta. Saya juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran para pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang telah menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam upaya menyejahterakan masyarakat melalui penurunan stunting,” ujar Mathilda.

Menurut Mathilda, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang unggul merupakan kunci dalam mencapai visi Indonesia Maju 2045. Namun, tantangan besar masih dihadapi, salah satunya adalah tingginya angka stunting di Indonesia, yang perlu diatasi secara bersama-sama oleh pemerintah pusat hingga daerah.

Baca juga:  Wounde Buka FGD Pengawasan Barang dan Jasa

Di Kabupaten Kepulauan Sangihe, kasus stunting mengalami penurunan. Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting pada tahun 2021 sebesar 21,10%, turun menjadi 18,50% pada tahun 2022. Survei Kesehatan Indonesia 2023 mencatat prevalensi sebesar 19%. Selain itu, pencatatan melalui aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) menunjukkan penurunan jumlah balita stunting dari 127 balita pada 2021 menjadi 108 balita pada 2023.

“Kinerja yang baik ini harus kita lanjutkan, dengan target menurunkan prevalensi stunting di Sangihe menjadi 15,90% pada tahun 2023 dan 13,50% pada tahun 2024, sesuai dengan target nasional sebesar 14% pada tahun 2024,” jelas Mathilda.

Baca juga:  Tamuntuan Sampaikan LKPJ TA 2023

Mathilda juga menekankan pentingnya intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan, baik melalui intervensi gizi spesifik maupun intervensi sensitif. Selain itu, ia mengingatkan bahwa keberhasilan penurunan stunting tidak hanya bergantung pada sektor kesehatan, melainkan juga sektor lainnya, seperti pembangunan sanitasi, penyediaan air bersih, pangan bergizi, serta peran masyarakat dalam mendukung program ini.

“Kami berharap melalui Bimtek ini, para pendidik dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan menyebarkan informasi kepada orang tua dan anak-anak, sehingga upaya penanggulangan stunting semakin optimal,” tutupnya.(*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *