TAHUNA
Untuk menjaga stabilitas harga dan menekan inflasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kepulauan Sangihe bersama dengan Satgas Pangan terus menggelar operasi pasar. Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah daerah dalam menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Disperindag Sangihe, Ferra Massora, Kamis (3/10/2024).
“Setiap hari kami bersama tim Satgas Pangan berupaya menjaga inflasi. Kami bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan dinas-dinas teknis lainnya untuk memastikan harga barang tetap stabil. Salah satu upayanya adalah melalui operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah daerah,” ujar Massora.
Ia juga memuji langkah Penjabat Bupati Sangihe, Albert Huppy Wondoe, yang menurutnya memiliki strategi luar biasa dalam menjaga kestabilan harga, khususnya terkait suplai daging ayam.
“Beberapa waktu lalu, terjadi kendala dalam pengiriman daging ayam dari Surabaya ke Sangihe karena adanya aturan baru mengenai karantina hewan. Akibatnya, supermarket di Sangihe seperti Megaria dan TF-Mart kesulitan mendapatkan pasokan daging ayam,” jelasnya.
Namun, dengan koordinasi cepat yang dilakukan Bupati Sangihe ke Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Utara, masalah tersebut berhasil diatasi.
“Pak Bupati hanya butuh waktu sekitar dua jam untuk mendapatkan izin pengiriman daging ayam, dan kini tiga kontainer daging ayam sudah bisa dikirim ke Sangihe,” tambahnya.
Massora menambahkan, harga daging ayam yang diambil dari Manado bisa melonjak hingga Rp12.000 per ekor lebih mahal. Oleh karena itu, upaya Bupati sangat membantu dalam menekan kenaikan harga tersebut.
Di samping itu, Disperindag juga terus memantau harga barang pokok lainnya, termasuk cabai dan bahan kebutuhan pokok (Barito) lainnya, yang sering kali mengikuti harga patokan dari Manado, meskipun pasokan lokal tersedia dengan harga lebih murah.
“Kami sering menemukan bahwa pedagang mengambil harga patokan dari Manado, padahal stok dari petani lokal cukup banyak dengan harga yang lebih rendah. Sayangnya, kami tidak dapat mengintervensi harga karena pemerintah tidak memberikan bantuan modal kepada pedagang,” ujarnya.
Terkait dengan Tol Laut, Massora menjelaskan bahwa pemerintah daerah berupaya keras agar program Tol Laut tetap berjalan, meskipun ada ancaman penghentian jika inflasi tidak terkendali di daerah penerima.
“Berkat kerja keras Bupati dan dinas terkait, kapal Tol Laut tetap beroperasi. Saat ini ada pergantian kapal dari Lognus Tiga ke Lognus Satu yang memiliki kapasitas lebih besar, mencapai 200 kontainer, untuk mengantisipasi kebutuhan menjelang hari raya,” jelas Massora.
Dengan segala upaya yang dilakukan, pemerintah daerah Sangihe berkomitmen menjaga kestabilan harga barang pokok demi kesejahteraan masyarakat.(*).