Topiksulut.com, POLITIK/PEMERINTAHAN – Sebagai wujud realisasi program ODSK (Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan), yang merupakan program andalan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey SE dan Wakil Gubernur Drs. Steven Kandouw, berbagai inovasi dan program terus digelorakan Pemerintah Provinsi Sulut melalui stakeholder dan satuan kerja yang ada.
Demikian juga yang dilakukan oleh UPTB Balai Penanggulangan Kemiskinan Daerah Bappeda Provinsi Sulut, yang dikepalai oleh Fanny Matheuws, saat melakukan verifikasi dan validasi data penduduk miskin di desa Mahembang Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa Induk pekan lalu. (13/10/2017).

Menurut Marheuws ketika ditemui tim Topiksulut.com, (kamis 18/10/2017) diruang kerjanya, program yang diberi nama SIP ODSK (Sistem Informasi Pemutakhiran Data Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan) tersebut, nantinya akan memverifikasi serta memvalidasi setiap penduduk miskin didaerah sasaran, yang nantinya akan dimasukan kedalam aplikasi SIP ODSK untuk ditindaklanj
“Data yang terverivali akan masuk dalam blok aplikasi SIP ODSK (Sistem Informasi Pemutakhiran Data Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan) di UPTB Balai Penanggulangan Kemiskinan Bappeda Sulut, dan dari hasil data tersebut kami akan memberikan bantuan, sesuai kategori tingkat kemiskinan masing-masing Keluarga”, jelas Marheuws.
Adapun menurut Matheuws, dari hasil monitoring di desa Mahembang terdapat 228 penduduk miskin yang telah terverifikasi dan validasi dari jimlah total penduduk sebanyak 250 jiwa tersebut, terdiri dari 11 orang belum memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), 1 orang memiliki Kartu KIS ganda, 95% penduduk bekerja sebagai tukang, petani dan nelayan, 28 rumah tangga mendapat bantuan rumah RTLH, sebagian besar penduduk memiliki lahan sendiri tapi belum bersertifikat.
Untuk itu, Matheuws kepada media ini mengatakan dari hasil data verivali tersebut, kebutuhan prioritas penduduk desa Mahembang iyalah pembangunan rumah layak huni, rehabilitasi RTLH, pembuatan jambanisasi dan septicktank, penambahan sarana/prasarana air bersih dan sanitasi, bantuan bibit,pupuk, alat pertanian dan pertukangan serta nelayan, serta pengembangan industri pariwisata.
“Itu hasil kesinpulan kami setelah melakukan penelitian selama dua hari di desa tersebut, selanjutnya akan dilaporkan kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti”, tutup Matheuws. (Chris)