Topiksulut.com, PEMERINTAHAN – Isu terkait rusaknya sejumlah Waruga (makam tua khas suku Minahasa) di Kawangkoan Kabupaten Minahasa Utara akhirnya telah mencapai titik terang.
Hal ini dibeberkan langsung oleh Asisten I Setdaprov Sulawesi Utara (Sulut) Edyson Humiang yang pada Sabtu (28/7/2018) pekan lalu bersama denga Kepala Dinas Kebudayaan Sulut Ferry Sangian telah melakukan peninjauan atas puluhan waruga yang rusak di sekitar lokasi Bendungan Kuwil.
Menurut Humiang, dari 37 Waruga dan 1 Tungku yang ada di tempat tersebut, sebagian besar memang sudah dalam keadaan rusak, dan untuk relokasi memang harus dilakukan karena wilayah tersebut masuk pada proyek strategis Nasional yaitu pembuatan Waduk Kuwil.
“Jumlahnya ada 37 Waruga dan 1 Tungku, namun isu yang mengatakan karena relokasi kemudian Waruga-waruga tersebut rusak tidak benar, karena memang sebagian sudah rusak sejak lama, ya karena faktor alam, usia, dan struktur Waruga yang sudah termakan waktu, dan untuk lokasi pemindahan tidak jauh, hanya disekitar Kuwil saja”, bebernya.
“Jadi begini, bukan berarti pemerintah seakan mengesampingkan warisan budaya demi kelancaran satu proyek, tapi pemerintah bekerjasama dengan pihak Balai Sungai sengaja merelokasi Waruga tersebut, tapi kami beretikad baik dengan menyiapkan relokasi Waruga ditemoat yang lebih baik lagi yaitu di atas Waduk Kuwil, dan nantinya akan ditata sebaik mungkin agar enak dipandang dan bisa menjadi salah satu destenasi wisata budaya di Sulawesi Utara”, tambahnya.
Lebih lanjut, Humiang menghimbau kepada seluruh masyarakat Sulut terutama masyarakat Kabupaten Minahasa Utara untuk dapat mendukung prigram pemerintah terkait relokasi Waruga guna kelanjitan pembangunan Waduk Kuil.
“Jadi kami menghimbau seliruh masyarakat Sulut terutama Minut untuk kiranya dapat membantu dan mendukung program strategis nasional ini, karena dengan adanya Waduk Kuil, akan sangat membantu untuk bahan baku air bersih yanh nantinya akan diarahkan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Internasional Hubport Bitung, bahkan, untuk pembangkit tenaga listrik, pengairan, sawah dan lain-lain, yang pada intinya semua hal tersebut demi kepentigan masyarakat di rahun-tahun selanjutnya,” tutup Humiang. (Chris)