TOPIKSULUT.COM, JAKARTA, topiksukut.com-Para insan pers Minahasa Tenggara (Mitra) membuat sejarah di agenda Musyawarah Bersama (Mubes) I, Ikatan Wartawan Online (IWO) se-Indonesia, 8-10 September, pekan lalu.
Kegiatan strategis ini menarik untuk diikuti. Mengapa? Karena kontingen IWO Minahasa Tenggara, melalui Reagen Pantow, membatalkan skenario pengukukahan atau pelantikan pengurus dewan Pimpinan Pusat (DPP) IWO.
Agenda pelantikan yang sedianya akan dilakukan, buyar. Bak ditelan bumi, susunan acara yang sepertinya telah diatur, harus berubah 180 derajat.
Apa yang dilakukan Pantow, hingga suasana Mubes yang dihadiri keterwakilan pengurus yang sudah ada di 32 provinsi ini mendadak tegang?
Itu terjadi ketika wartawan andal Sulut di Mitra ini melakukan intrupsi pada Bela Fauzi, selaku pembawa acara.
Saat Fauzi menyebut acara selanjutnya akan masuk pada pembacaan struktur pengurus dan pengukuhan DPP IWO, Pantow pun langsung berdiri berteriak intrupsi dan langsung maju meminta mike ke panitia. “Saya atas nama teman-teman dari Mitra dan Sulut mempertanyakan kenapa kita sudah masuk pada agenda pengukuhan pengurus, sementara yang kami tahu kita datang untuk bermusyawarah maka seyogianya pengurus harus di pilih peserta secara demokratis. Maka saya menolak untuk langsung masuk pada pengukuhan pengurus,” ujar Pantow.
Dia menambahkan, siapapun yang akan menahkodai IWO, itu bukan menjadi persoalan asalkan dihasilkan saat Mubes. “Ini soal pengakuan terhadap kepengurusan DPP. IWO harus tunjukkan organisasi yang besar yang mengakui sistem demokratisasi. Dan sebagaimana sebuah oganisasi yang lahir, harusnya kita punya Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dulu. Jadi saya mohon jangan dulu ada pengukuhan. Kalau akhirnya Ketua Umum Jody Juwono yang memimpin sementara yang akhirnya dipilih untuk melanjutkan, ya kita tak persoalkan asalkan harus dihasilkan di musyawarah dulu sebagaimana agenda kita,” tegas Pantow.
Sontak saja, ruangan Mubes di Hotel Puri Mega, Rawamangun, Jakarta ini, menjadi heboh dan tegang. Tentunya banyak peserta yang mendukung usulan dari Mitra, ada juga yang kurang paham hingga tak mendukung.
Suasana pun terlihat kacau. Baik wilayah-wilayah yang mendukung dan menolak pun beridiri menunjuk tangannya ke arah Pantow Cs berdiri, yakni di paling depan pojok kanan.
Ada yang teriak ia betul, dan setuju. Ada juga yang mengatakan lanjut saja, lanjut saja agendanya.
Suasana yang makin tak terkendali ini, tak membuat keberanian Pantow dan teman-teman surut. Mereka terus memprotes panitia.
Pantow pun berontak, sambil menunjukkan jarinya ke peserta yang kontra lalu maju ke arah panggung dan menunjuk ke spanduk tema yang bertuliskan Musyawarah Bersama. “Kalian harus paham dan baca substansi pertemuan kita adalah bermusyawarah bersama. Kalian tidak paham, baca tema kita, ” terang Pantow, yang terlihat datang ditenangkan peserta lain.
Sitourus, pendiri IWO, pun akhirnya datang mengambil mike ke pembawa acara yang terlihat tak bisa berbuat apa lagi karena hujan teriakan muncul, lalu menenangkan peserta.
Sitourus pun bertanya ke peserta. “Saya mau cek siapa yang pingin pembahasan AD/ART dulu baru soal pengurus DPP?,” tanya Sitourus.
Secara spontan pun peserta angkat tangan cukup banyak mendukung usulan Pantow.
Lalu, sang arsitek pembentukan IWO ini pun kembali bertanya ke dua kalinya. “Siapa yang ingin acara pengukuhan pengurus dilakukan sekarang angkat tangan?,” tanya Sitourus lagi.
Akhirnya, terlihat tak ada satu pun yang angkat tangan untuk menyetujui acara masuk pada agenda pelantikan. Putra Batak pun nengatakan, berarti acara dilanjutkan ke pembahasan AD/ART, sebagaimana usulan IWO Mitra.
Diakhir agenda awal ini, banyak peserta yang datang menemui IWO Mitra yang turut dipimpin Noldy Pangkerego selaku Ketua IWO Mitra, Stenly Kalumata selaku sekretaris, Indri Rambi sebagai bendahara, didampingi ketat Ketua Jurnalis Minahasa Tenggara Ruland Sandag yang juga wakil ketua serta dewan etik Devon Pondaag dan anggota Gerri Mokobimbing.
Dari Papua, Ternate, Bekasi, Kepulauan Riau, Kalimantan, dan Makasar dan beberapa daerah memberikan dukungan penuh ke IWO Mitra. Mereka sepakat jika agenda pelantikan belum dilaksanakan.
Akhirnya, dengan protes keras Pantow, turut merubah secara total struktur kepengurusan DPP. Dan support dan manuver besar Ketua IWO Sulut Victor Rarung dan Ketua Dewan Etik DPW IWO Sulut Hanny Sumakul, turut mengutus 3 nama masuk dalam jajaran pengurus DPP, yakni Noldy Pratasis menjadi wasekjen, Tommy Turangan wakil bendahara, serta Rivai selaku wakil ketua umum. “Jadi masuknya 3 perwakilan Sulut ke DPP ini harus kita akui bersama atas peran IWO Mitra yang melakukan protes. Memang soal posisi yang di struktur itu peran DPW IWO Sulut. Jika tidak kita tak ada power di DPP. Kita telah membuat sejarah,” ujar Pangkerego selaku Ketua IWO Mitra.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua IWO Mitra Ruland Sandag, berharap, utusan Sulut di DPP mampu memperjuangkan kepentingan IWO Sulut di pusat. “Biarlah peran IWO Mitra dan DPW IWO Sulut yang membawa 3 nama masuk di DPP dimanfaatkan secara baik oleh sahabat kita, hingga memberikan kontribusi positif untuk anggota IWO Sulut, ” harap Sandag. (egen)