Topiksulut.com,Minut-Pelaksanaan Pemilu 2024 sudah semakin dekat. Guna memantapkan pelaksanaan Pemilu yang bersih dan bebas pemberitaan hoaks, maka Bawaslu Sulut menggelar Rapat Koordinasi Penguatan Kelembagaan Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara bersama media massa di The Sentra Hotel Manado selama 2 hari terhitung Minggu 19 Februari hingga Senin 20 Februari 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Bawaslu Sulut menghadirkan nara sumber Ketua PWI Sulut Voeke Lontaan, Ketua AJI Manado Fransiskus Marcelino Talokon, perwakilan IJTI Sulut Amanda Komaling dan Ronni Adolof Buol sebagai penggiat media sosial.
Dalam kesempatan itu, Ketua PWI Sulut Vouke Lontaan menjelaskan terkait UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang kode etik jurnalis dalam penulisan berita. Sementara Ketua AJI Manado Fransiskus Marcelino Talokon menjelaskan soal pengamatan dan solusi tentang pemberitaan hoaks dari AJI. Lalu dari penggiat media sosial Ronni Adolof Buol membawah materi terkait berita-berita hoaks yang beredar di media sosial menjelang Pemilu.
Anggota Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum) Republik Indonesia (RI) Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Lolly Suhenty SSos I MH membuka secara langsung rapat tersebut mengakui pada saat ini Bawaslu memang gencar-gencarnya melakukan upaya pencegahan, sekuat-kuatnya, karena sesuai dengan amanah Undang-Undang Pasal 93 tentang Pemilu memang salah satu kewenangan kunci yang diberikan kepada Bawaslu adalah melakukan pencegahan dan penindakan.
“Pemilu 2024 nanti, kita harus melakukan mitigasi resiko untuk memastikan saat mencegah. Ketika Sulut menjadi salah satu provinsi yang rawan tinggi, maka kami diskusi kejadian pemilu 2019 lalu bagaimana, supaya saat mencegah tepat sasarannya,” ungkap Lolly.
Dalam konteks penguatan kelembagaan, kata Lolly, tentunya Bawaslu sangat berkepentingan dan mengajak bersama sahabat-sahabat media seiring, seirama melakukan pencehaham.
“Peran Media massa sangat strategis. Bawaslu harus berdampingan dengan sahabat-sahabat media,” tambah Lolly.(glen)